Selamat Datang

Unordered List

KURTILAS TOMBAK MASA DEPAN BANGSAKU



Pendidikan adalah hak segala bangsa berikut tertera dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 yang merupakan pengamanatan untuk negara dalam melaksanakan sistem pendidikan. Berakar dari itu pemerintah membuat kurikulum yang berkembang dari masa ke masa menyesuaikan situasi dan kondisi dari berbagai aspek. Terbukti bermula dari usia kemerdekaan Indonesia yang baru dua tahun pemerintah mengeluarkan kurikulum 1947, pelita pendidikan semakin bersinar terang berbagai harapan bangsa tercurah kepada anak – anak penerus bangsa. Kemudian berlanjut di tahun – tahun berikutnya kurikulum semakin berkembang sampai pada saat ini lahirlah rancangan kurikulum yang di gadang – gadang dapat merefolusi mental serta menjadi tombak masa depan gemilang untuk Indonesia yaitu kurikulum 2013 yang berhasil menggeser kurikulum KTSP 2006.
Diluncurkan oleh Kemdikbud kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013 / 2014 saat itu dirasa berjalan kurang mulus, masih terdapat kendala – kendala dari berbagai pihak dan al hasil pada tahun pelajaran tersebut hanya mampu berjalan satu semester dan pada semester berikutnya dikembalikan ke tambatan hati yang lama yaitu KTSP. saya yang pada saat itu tercatat menjadi tenaga pendidik di SD Negeri 6 Wonogiri mengajar di kelas dua berkesempatan merasakan manisnya kurikulum 2013 walau hanya sekejap saja, karena di Kabupaten Wonogiri tempat saya mengajar pada waktu itu tidak semua sekolah merasakan Kurikulum 2013 atau yang sering disebut Kurtilas, hanya sekolah inti dan sekolah imbas saja yang beruntung menjajal rancangan mutahir Kemdikbud itu tidak semua sekolah inti dan imbas di Kabupaten Wonogiri yang kembali ke KTPS tapi ada juga sekolah yang masih di amanatkan pemerintah daerah untuk melanjutkan kurtilas tersebut.
Setelah tertidur pulas pada tahun pelajaran 2016 / 2017 Kurtilas dibangunkan kembali oleh mentri pendidikan Muhadjir Effendy, saat itu kurtilas hadir dengan wajah yang tampak lebih bersemangat, menjadi pelita baru untuk kelas 1 dan kelas 4 di sekolah kami yang merupakan salah satu dari 330 sekolah sasaran di Kabupaten Wonogiri, waktu itu saya belum merasakan pembelajaran kurtilas, satu tahun kemudian setelah anak Kurtilas naik ke kelas 2 dan 5 kesempatan menjajal kembali datang kepada saya, dan pada tahun pelajaran 2017 / 2018 sekolah kami ada 4 kelas yang merasakan pembelajaran dengan rancangan mutahir yang diberi nama Kurikulum 2013 revisi 2017. Di kabupaten kami setelah dua tahun berjalan sekolah sasaran Kurikulum 2013 revisi 2017 semakin banyak. Mungkin di tahun ke 3 sekolah kami sudah semuanya menggunakan kurtilas.
Beruntung sebelum memulai pembelajaran di kelas pada awal tahun pelajaran pemerintah memberikan pendampingan, pendampingan dalam kegiatan ini didefinisikan sebagai proses pemberian bantuan penguatan dan bantuan teknis  pelaksanaan Kurikulum 2013 yang diberikan oleh pendamping kepada kepala sekolah dan guru di satuan pendidikan pelaksana Kurikulum 2013. Selain pendampingan dari pemerinta pusat melalui LPMP, Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri juga menyelenggarakan pendampingan lebih dari itu UPT Dinas Pendidikan tiap kecamatanpun ikut menyelenggarakan pendampingan dengan sistem swadaya. Hal itu adalah upaya kongkrit untuk mewujudkan dan mendukung penuh atas kebangkitan pendidikan di negeri kita tercinta ini, merujuk dari gagasan tokoh pendidikan nasional kita, beliau memaknai arti pendidikan sebagai berikut :  
“Pendidikan adalah daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya Budi pekerti (kekuatan batin, karakter), Pikiran (intelek) dan Tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya.(Ki Hajar Dewantara).

Arti pendidikan tersebut selalu dipesankan dalam setiap pendampingan, pesan beliau memiliki kesan tersendiri untuk saya sebagai pendidik.
Bersumber dari pengetahuan sebagai pendidik dalam hal ini pembelajaran selama di bangku perkuliahan sampai mendapat gelar sarjana dan bekal ketika mendapatkan pendampingan serta  referensi dari senior, saya memulai pembelajaran kurtilas dari tahapan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pencapaian kompetensi peserta didik, namun ketika memulai terdapat kendala yakni buku  siswa dan buku guru belum tersedia, sehingga utuk buku saya berinisiatif download melalui internet dan di tayangkan secara luas menggunakan LCD proyektor, hal seperti itu berangsur kurang lebih satu bulan sampai akhirnya buku siswa pun datang.
Anak – anak menyambut gembira kedatangan buku tersebut. Waktu berjalan perlahan – lahan saya mulai melengkapi administrasi guru, termasuk mencoba membuat rancangan pengolahan nilai dalam Ms. Exel, sebagai pendidik dengan kurikulum terbaru ini perlahan membuka mata saya dan membebaskan saya dari jeratan “angka – angka yang disebut nilai” karena sebetulnya banyak hal yang tidak dapat dinilai dengan angka  dan hal – hal tersebut adalah paling mendasar sebagai manusia yang religius dan mahkluk sosial.
Apakah pendidikan dikatakan berhasil setelah murid kita mendapatkan nilai 100 ? apabila kita melihat hanya dari sisi nilai saja sekilas nampak bahwa pendidik berhasil, di dalam kurikulum yang satu ini kita sebagai pendidik dituntut jeli mengamati setiap perkembangan sikap sepiritual, sosial, disamping pengetahuan dan ketrampilan, jadi pendidik harus melihat dari berbagai sudut pandang bagai mana perjuangan murid tersebut sampai memperoleh nilai 100 dan apakah betul diamalkan dalam perbuatan kesehariannya. Sebagai contoh pertanyaan yang mudah saja dijawab,
Dimana kita harus membuang sampah ?
murid dengan mudah ia menjawab, “di tempat sampah.” dan itu tampak mudah sekali di jawab, andai kata diamalkan dalam perbuatan sungguh indah bumi pertiwi kita ini.
Hari demi hari berlalu nampak materi pada edisi revisi 2017 ini sangat berbobot yang terlihat jelas pada mupel matematika kalau pada kurikulum KTSP sebelumnya materi perkalian dan pembagian kelas dua  SD berada pada semester yang ke dua tapi pada edisi revisi ini sudah harus diberikan pada tri wulan pertama sehingga UTS di KTSP yang berganti nama menjadi PTS  dalam Kurtilas materi tersebut sudah muncul, ditambah adanya keterlambatan buku siswa dan buku guru kurang lebih selama 1 bulan maka langkah antisipasi guna memenuhi pendalaman materipun ditempuh. Dengan mengadakan tambahan jam pelajaran yang terlebih dulu melalui proses permohonan ijin kepada sekolah dan diskusi singkat dengan orang tua murid melalui grub whats up yang merupakan inisiatif bersama antara guru dan orang tua murid untuk sepakat menggunakan aplikasi yang sering di sebut WA tersebut menjadi sarana berdiskusi terkait masalah pembelajaran di kelas.
Senin, 9 Oktober 2017 tibalah jadwal Penilaian Tengah Semester, kami bersama menyepakati dalam menghadapi PTS memilih  jargon yang berbunyi : “Nilai itu penting tapi kejujuran lebih penting.” Tidak hanya nilai yang diutamakan namun lagi – lagi proses dan usaha menjadi faktor terpenting, nilai yang baik hendaknya didapat dari proses yang baik pula, andai kata belum memperoleh nilai yang memuaskan namun ia sudah melaksanakan serangkaian proses dengan jujur insya Allah kelak ia akan menjadi anak yang jujur, guru harus peka dan selalu memberi motivasi untuk tidak pantang menyerah dan menumbuhkan kepercayaan diri murid, sehingga terciptalah pribadi yang tangguh dan berdaya juang.
Kunci keberhasilan pendidikan bukan hanya dari kompetensi pendidik semata namun banyak aspek yang dapat mempengaruhinya salah satunya orang tua, mari pantau terus perkembangan anak – anak kita, hargai pendapat dan setiap usaha anak kita. Untuk para pendidik bersama kita rawat arti pendidikan menurut bapak pendidikan kita dalam hati, dan mari melangkah bersama jadikan mereka tombak masa depan bangsa yang tidak lupa dengan jati diri Indonesia.
KURTILAS TOMBAK MASA DEPAN BANGSAKU KURTILAS TOMBAK MASA DEPAN BANGSAKU Reviewed by Musalim Djaka Sasmita on Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.